Sunday, August 14, 2011

Baru menemukan lagi tulisan ini

Tulisan lama yang saya buat untuk buletin organisasi ketika itu. Apa kabarnya ya si Bapak? Kinda miss him though. I hope he's still doing his great job for his community.

Buat yang kenal dengan Pak Idris dari Cipinang Besar Utara, sampaikan salamku padanya ya.

-----------

Rumah Kompos oleh Pak Idris - Cipinang Besar Utara

Mimpinya adalah melihat lingkungan yang benar-benar bersih dari sampah dan berharap supaya tidak ada lagi warga yang membuang sampah ke sungai.

”Sejarahnya panjang dan berliku-liku. Tapi saya bisa sampai disini karena niat yang sungguh-sungguh, karena peduli lingkungan,” ujar Bapak bercucu empat dari RW 12 Kelurahan Cipinang Besar Utara, yang akrab dipanggil Pak Idris. Sosoknya sudah sangat dikenal warga di Cipinang Besar Utara dan juga kelurahan sekitarnya. Pak Idris telah melakukan usaha rumah kompos terhitung sejak tahun 2007 dengan dibantu oleh enam orang rekannya.

Beliau mengaku, pada mulanya ia tidak pernah berpikir untuk mendirikan rumah kompos. ”Waktu itu saya tidak peduli. Sangat tidak peduli,” tekannya. Namun karena melihat begitu banyak sampah berserakan di rumahnya dan di lingkungannya, hatinya kemudian tergugah. Ia lalu mengikuti pelatihan di DPPT Thamrin mengenai cara penanggulangan limbah sampah khususnya organik yang dilanjutkan belajar langsung ke daerah Cilandak dengan Ibu Bambang Harini, kali ini khusus tentang komposting.

Dari situ, perjuangan Pak Idris baru saja dimulai. Beliau membutuhkan waktu sosialisasi ke masyarakat selama satu tahun untuk mengajak mengurangi sampah bersama-sama. Sekarang, sudah ada 28 orang kader yang bisa dipercaya untuk melakukan sosialisasi ke 14 RW yang ada di Cipinang Besar Utara. ”Jadi, setiap RW ada dua orang kader yang mengadakan pengkaderan lagi ke rumah-rumah untuk memilah sampah dan dibawa ke tempat saya.” Sampah yang diolahnya sementara ini hanya sampah organik untuk dijadikan kompos. Bagaimana dengan sampah non organik? ”Sampah non organik seperti plastik rencananya akan dicacah jadi biji plastik, tapi masih belum dilakukan, jadi sementara sampah ini dikumpulkan dulu.”

Hasil yang didapatkan Pak Idris tidak main-main. Kalau dulu sebelum ada rumah kompos, satu RW bisa menghasilkan lima gerobak sampah, sekarang berkurang menjadi dua gerobak. Hasil kompos yang diperoleh kemudian dijual ke masyarakat satu kelurahan dan luar kelurahan untuk dijadikan pupuk. Selain pupuk organik, sejak satu tahun yang lalu beliau juga membuat pupuk cair hasil penyulingan. Pupuk cair ini dapat langsung dicampur dengan air dan digunakan untuk menyiram tanaman. Sekarang ini, banyak Ibu-ibu di lingkungannya yang mengikuti jejaknya membuat kompos.

Agaknya, usaha rumah kompos saja tidak cukup untuk Pak Idris. Semenjak tiga bulan terakhir ini, beliau menanam pohon hias, pohon tanaman obat keluarga (toga), dan pohon produktif seperti mangga, jambu, rambutan berlokasi di belakang Kelurahan Cipinang Besar Utara. Hasilnya? Tentu saja dibagikan ke masyarakat yang butuh, tanpa biaya. ”Untuk penghijauan lingkungan”, katanya. Kami doakan semoga usahanya terus maju ya, Pak!

No comments:

Post a Comment